Technology

3 Contoh Teknologi Penjernihan Air yang Sering Digunakan

teknologi penjernihan air
Written by Pressburner.com

Teknologi penjernihan air sebenarnya sudah ada sejak lama. Sistem penjernihan air sederhana bahkan sudah diajarkan sejak di bangku sekolah. Penjernihan air secara sederhana ini menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan biayanya pun murah.

Air harus dalam keadaan jernih dan bersih supaya layak untuk dikonsumsi. Air yang keruh dan kotor mengandung banyak kuman dan virus yang sangat berbahaya bagi tubuh. Oleh karena itu air harus dijernihkan terlebih dahulu dengan menggunakan proses yang tepat.

Penerapan teknologi pada penjernihan air sangat berguna terutama di daerah yang sulit mendapatkan air jernih. Cara untuk menjernihkan air itu sendiri dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu dengan cara alami, menggunakan bahan kimia hingga teknologi canggih berupa sinar UV.

Nah, untuk memahami lebih lanjut mengenai teknologi dalam penjernihan air, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Contoh Teknologi Ramah Lingkungan dan Manfaat Lengkapnya

3 Contoh Teknologi Penjernihan Air


1. Cara Alami

Cara Alami
(Sumber: 99.co)

Penjernihan air secara alami dapat dilakukan Anda sendiri di rumah. Cara ini hanya dapat diterapkan untuk air yang tercemar bukan karena bahan-bahan kimia. Adapun penjernihan air secara alami dilakukan dengan 2 tahapan, yaitu pengendapan dan penyaringan.

Sebelum itu diperlukan beberapa bahan dan peralatan pendukung. Berikut bahan dan alat beserta fungsi-fungsinya yang harus Anda persiapkan.

  • Biji kelor, berfungsi sebagai pengganti tawas untuk mengendapkan lumpur dan partikel air.
  • Batu kerikil, berfungsi untuk membantu aerasi oksigen dan bahan penyaring.
  • Pasir, berfungsi untuk menahan endapan lumpur.
  • Arang, berfungsi untuk menyerap partikel halus, bau, dan warna di air.
  • Ijuk, berfungsi untuk mengoptimalkan penyaringan, serta meratakan air yang mengalir.
  • Drum plastik atau gentong ukuran 200L.
  • Gentong besar.
  • Pipa (dapat berupa paralon, pipa bambu atau selang plastik).
  • Kran air.
  • Kasa nyamuk dari plastik.
  • Lem paralon dan solasi paralon.

Setelah semua alat dan bahan telah siap, berikutnya Anda dapat langsung menyusunnya menjadi sistem penjernihan air sederhana. Pembuatan sistem penjernihan air sederhana memiliki langkah-langkah sebagai berikut:

  • Persiapkan terlebih dahulu bak penampung air. Lalu membuat kran dengan ketinggian sekitar 10cm dari bagian dasar untuk setiap drum atau gentong. Kran tersebut disambungkan dengan saluran paralon 30 cm yang berada di bagian dalam drum/gentong, sudah diberi lubang dan dibungkus kasa nyamuk.
  • Bahan-bahan penyaring seperti batu kerikil, pasir, arang dan ijuk dicuci terlebih dahulu sampai bersih, lalu dikeringkan. Setelah itu semua bahan disusun dari bawah ke atas dengan urutan ijuk 15 cm, pasir 10 cm, kerikil 10 cm, ijuk lagi 5 cm, arang 15cm, pasir lagi 10 cm, kerikil lagi 10 cm, ijuk 5 cm, pasir 10 cm, dan paling atas kerikil 10 cm. Semua bahan disusun secara rapat tanpa membuat rongga antar lapisan.
  • Drum untuk menempatkan bahan penyaring diletakkan lebih tinggi dari drum penampung air. Buat penyangga kayu berundak dengan ketinggian disesuaikan dengan ketinggian drum dan disusun secara bertingkat.
  • Untuk biji kelor, terlebih dahulu Anda harus menumbuknya sampai menjadi bubuk. Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah liter air. Semisal untuk 100 liter air, maka membutuhkan 100 gram biji kelor. Bubuk biji kelor ditaburkan ke dalam air yang akan dijernihkan untuk diendapkan terlebih dahulu.
  • Air yang telah diendapkan dari biji kelor tersebut, kemudian dialirkan ke drum berisi bahan-bahan penyaring. Air yang masih keruh akan disaring hingga menghasilkan air jernih yang masuk ke bak penampungan.
  • Air yang telah berhasil dijernihkan harus direbus terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Dalam 3 bulan, jika hasil penjernihan air tidak sejernih pertama kali, itu artinya semua bahan perlu diganti.

Baca Juga: Perkembangan Teknologi Konstruksi, Contoh dan Fungsinya

2. Menggunakan Bahan Kimia

Menggunakan Bahan Kimia
(Sumber: Pidjar.com)

Selain menggunakan bahan alami, penjernihan air juga dapat dilakukan menggunakan bahan kimia. Diantaranya seperti tawas, kaporit, dan tablet klorin. Penggunaan bahan kimia dalam penjernihan air tidak bisa dilakukan sembarangan karena apabila berlebihan bisa menyebabkan air mengandung bahan kimia yang tinggi sehingga bahaya untuk dikonsumsi.

Tawas sudah tidak asing lagi digunakan sebagai penjernih air. Tawas tidak bisa digunakan dengan jumlah yang banyak, mengingat untuk 1000 liter air yang tidak terlalu keruh, hanya dibutuhkan sekitar 3-5 sendok makan saja. Sedangkan untuk air yang keruh dibutuhkan 5 sampai 8 sendok makan tawas saja.

Cara menggunakan tawas adalah dengan melarutkannya terlebih dahulu ke 5 liter air bersih, lalu dituangkan ke bak penampungan air, diaduk rata dan didiamkan selama 24 jam. Besoknya air yang semula keruh akan berubah menjadi jernih.

Sedangkan penggunaan kaporit sudah umum digunakan untuk menghasilkan air minum yang bersih. Kaporit tak hanya dapat menjernihkan, akan tetapi juga dapat membunuh bakteri dalam air. Setiap 100 liter air hanya memerlukan 1 gram kaporit saja. Jika kaporit yang diberikan berlebihan, maka dapat berdampak terhadap air minum yang memiliki aroma khas yang kuat.

Selain dengan 2 bahan kimia di atas, penjernihan air juga dapat dilakukan dengan menggunakan tablet klorin. Harga tablet ini cukup mahal, namun ampuh digunakan untuk menjernihkan air. Sayangnya tablet klorin memiliki efek samping menjadikan air memiliki sedikit bau. Sehingga sebelum dikonsumsi ada baiknya air direbus terlebih dahulu.

Baca Juga: Apa Itu Teknologi IOT? Ini Pengertian Contoh IOT Indonesia

3. Menggunakan Teknologi Canggih

Menggunakan Teknologi Canggih
(Sumber: Waterpedia.co.id)

Perkembangan teknologi yang kian pesat juga menghasilkan produk penjernih air dengan teknologi yang semakin canggih. Sejauh ini terdapat 3 jenis sistem penjernihan air berteknologi canggih yang sudah mulai diterapkan. Antara lain:

a. Sistem Reverse Osmosis

Sistem penjernihan air ini telah digunakan oleh NASA dalam menyediakan air minum yang bersih dan layak untuk astronot ketika berada di pesawat luar angkasa. Penjernihan dengan sistem osmosis balik ini menggunakan membran khusus dimana hanya air bersih saja yang akan tembus keluar dari air kotor yang masuk. Beberapa merk yang telah menggunakan sistem ini diantaranya Pure Pro, Nesca dan Etech.

b. Sistem UV

Sistem UV juga termasuk penjernihan air dengan teknologi tinggi yang dapat menghasilkan air jernih dan bersih untuk konsumsi. Sistem ini menggunakan sinar lampu ultraviolet yang dapat menembak kuman serta bakteri di dalam air. Akan tetapi sistem ini tidak bisa menembak zat kapur dan zat besi yang terkandung dalam air.

Sehingga sistem UV biasanya diletakkan di akhir rangkaian penyaringan air. Tujuannya supaya air bersih yang telah disaring benar-benar bebas dari bakteri dan virus penyebab penyakit. Contoh merk yang telah menggunakan sistem UV digabung dengan sistem RO adalah Oscar dari Taiwan.

c. Advance Reverse Osmosis

Teknologi ini digunakan untuk merk Advance yang sekilas terlihat mirip seperti dispenser air pada umumnya. Air yang dihasilkan dari teknologi ini akan memiliki rasa yang tidak berbeda dari air kemasan pada umumnya. Jika Anda membeli produk ini, maka setiap 3 bulan sekali akan selalu dicek kondisi airnya. Apabila kualitasnya buruk, maka suku cadangnya akan segera diganti.

Demikianlah penjelasan mengenai teknologi penjernihan air. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram Pressburner.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.

About the author

Pressburner.com

Membagikan tips dan informasi seputar teknologi bekualitas dan mutakhir.

Leave a Comment